7 Manfaat Manajemen Keuangan Islami

Manfaat Manajemen Keuangan Islami

Manfaat Manajemen Keuangan Islami

Seorang manajer harus memahami arus peredaran uang suatu perusahaan. Sedangkan tuntunan agama  mengajarkan bagaimana tata kelola pembendaharaan dengan baik dan benar, supaya semua pihak memperoleh kemaslahatan. Ada banyak manfaat manajemen keuangan Islami jika dijalankan dengan baik dan benar. salah satunya adalah mencari rezeki halal dan barokah.

Beberapa Manfaat Manajemen Keuangan Islami

Manfaat tersebut bersifat global, mulai dari internal perusahaan, pihak relasi, nasabah, masyarakat umum juga pemerintah. Di era manajerial ini, sistem pengelolaan  sangat memiliki peran signifikan. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, akan melatih kita memiliki mental kaya.  Berikut 7 manfaat manajemen keuangan Islami yang perlu Anda ketahui:

1. Bisa Membuat Planning (Perencanaan)

Manfaat manajemen keuangan Islami yang pertama adalah membuat perencanaan. Sebuah perusahaan pasti memiliki banyak program internal yang perlu diwujudkan. Dan semua itu tidak akan lepas dari pendanaan. Manajemen keuangan akan menjadi sentral pelaksana lapangan sebagai bahan bakar proses perkembangan suatu usaha untuk mencapai tujuan.

Pengelolaan keuangan merupakan hal terpenting untuk menghadapi lingkungan eksternal yang berubah secara rasional dan sistematis, bukan sekedar intuisi atau firasat. Manajemen ini sangat bermanfaat saat mengambil keputusan tindakan serta sebagai solusi alternatif bila perusahaan terdapat suatu masalah.

Ajaran Islam tentang perencanaan terkandung dalam surat Al-Hasyr: 18 “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui”.

2. Untuk Mencapai Tujuan

Manfaat manajemen keuangan Islami selanjutnya adalah cara untuk mencapai tujuan. Berpijak pada penataan keuangan yang baik dan benar, sebuah perusahaan akan mudah menyusun program-program untuk terus maju. Dengan begitu, visi misi dapat terlaksana tanpa hambatan serta secara tidak langsung hal tersebut bisa membuat suatu usaha tetap jaya.

Tanpa adanya manajemen baik dari pengelolaan keuangan, SDM, produksi, strategi dan pemasaran, suatu perusahaan akan bangkrut. Manfaat sebuah tata kelola sangat signifikan dalam perannya menjaga serta membuat progres organisasi usaha.

Isyarat Islam mencapai tujuan dengan baik disebutkan dalam surat Al-Mukminun 23:8 “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan seperti bangunan yang kokoh”.

3. Menjadikan Transaksi Lebih Bersahabat

Di dalam hukum agama Islam, sebuah manajemen keuangan syari’ah memiliki makna bahwa tata kelola pembiayaan berdasar atas nilai syariah yang telah ditentukan. Dengan begitu, sebuah Bank Syariah tidak menarik bunga dan memiliki resiko transaksi sangat terjangkau.

Manfaat manajemen syariah ini bertujuan agar semua orang bisa merasakannya. Tidak hanya oleh pihak perusahaan dan nasabah, namun penataan ini juga mengajak untuk saling berbagi kepada sesama serta tidak memberatkan urusan orang lain.

Sistem pengelolaan ini berporos serta tumbuh dari Al-Quran surat Al-Maidah Ayat 2 yang mengajarkan, agar manusia saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Juga tidak diperbolehkannya mempersulit orang lain.

4. Memaksimalkan Organizing (Pengornisasian)

Dengan organizing, akan tampak kesatuan yang utuh, kekompakan, kesetiakawanan dan tercipta mekanisme sehat. Sehingga kegiatan lancar, stabil serta mudah mencapai tujuan. Proses pengorganisasian ini memang menekankan agar tercipta kebersamaan dalam segala tindakan.

Suatu kesatuan yang utuh, murni dan bulat dalam suatu organisasi telah diisyaratkan dalam firman Allah surat Al-Anfal ayat :46.

5. Melakukan Actuating (Pergerakan)

Manfaat actuating ini merupakan proses kelompok atau organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Dalam fungsi pergerakan biasa menggunakan 3 istilah, yaitu directing commanding, leading, coordinating dan motivating.

  • Directing Commanding

Segala program perusahaan akan mengacu pada manfaat manajemen keuangan Islami. Komando direktur baik dalam menjalankan usaha maupun membuat proyek, terlebih dahulu pasti melihat laporan manajer. Dengan demikian, seorang pimpinan akan mudah mengambil keputusan dan solusi masalah.

  • Leading

Manajer akan membuat leader dari setiap kepala bagian pekerja setelah mendapat persetujuan dari direktur untuk menjalankan sebuah proyek dan program. Proses ini terhitung paling jeli, sebab kemampuan manajemen perusahaan dalam menata keuangan dan pelaksana diuji.

  • Coordinating

Tahap terakhir manajemen yaitu actuating yang di dalamnya harus terdapat koordinasi atau kerjasama pelaksana agar tidak menyimpang dari program. Coordinating lapangan sangat berperan untuk menjaga kestabilan pekerja dan jalannya perusahaan.

  • Motivating

Salah satu hal terpenting dari manajemen yang melandasi actuating di atas yaitu motivating, untuk memberikan pergerakan dan kesadaran terhadap pelaksana pekerjaan. Motivasi baru, bimbingan atau pengarahan sangat penting agar sadar serta timbul kemauan bekerja dengan baik.

6. Terlaksananya Controlling (Evaluasi)

Manfaat pembendaharaan juga sebagai badan evaluasi dalam rantai kegiatan-kegiatan perusahaan. Pengendalian merupakan salah satu cara para manajer untuk mengetahui apakah tujuan organisasi tersebut bisa tercapai atau tidak.

Controlling merupakan konsep pengendalian, pengorganisasian, pemantau efektifitas dari perencanaan dan kepemimpinan serta pengambilan saat dibutuhkan. Bisa dikatakan bahwa, manajemen merupakan penegah antara program kegiatan maupun pekerja.

Bimbingan evaluasi ini tersirat dalam Al-Qur’an surat Al-Infithar ayat 10-11yang menerangkan bahwa “Allah mengutus para malaikat untuk mencatat semua amal perbuatan manusia”.

7. Meningkatkan Hubungan dengan Pihak Eksternal (Diplomatis)

Pada umumnya, pihak luar perusahaan bila ingin menemui organisasi, akan menjumpai badan manajemen terlebih dulu, terutama menyangkut kerjasama. Hal ini karena, manajer paling banyak mengetahui seluk beluk jalannya usaha. Berikut beberapa fungsi diplomatis manajerial kantor:

  • Menambah Relasi

Seorang manajer yang baik, dalam mengelola manajemen serta penyampaian kepada pihak luar, bisa menjadi faktor penting dalam pengembangan sayap perusahaan. Keberlangsungan lembaga juga ditentukan oleh kerjasama dengan badan manajerial sebagai pemeran pokok.

  • Menjaga Nama Baik

Sebagai mediator perusahaan, pihak manajemen syari’ah juga berperan untuk menjaga nama baik instansi. Terlebih bila lembaga usaha mengalami masalah, maka manajer harus berdiri paling depan guna mengcover dan berfungsi ganda sebagai humas.

  • Citra Publik

Kemampuan menarik seorang manajer syariah yaitu, sebagai agen pembentuk opini publik yang mempengaruhi pemikiran masyarakat luas terhadap citra perusahaan. Hal ini juga menentukan kredibilitas lembaga dan kepercayaan di mata umum.

  • Penampung Aspirasi

Pihak manajer juga berperan sebagai jembatan komunikasi luar lembaga, baik dengan masyarakat, maupun pemerintah.

Beberapa manfaat manajemen keuangan Islami juga menentukan kebijakan perusahaan dalam membangun kepercayaan umum berdasar masukan dari luar instansi.

12 Judul Film Motivasi Bisnis

Dalam menjalankan sebuah usaha atau bisnis memang bukan perkara mudah, butuh keseriusan, ketahanan atau hal-hal mendukung lainnya agar menguatkan ketika keadaan goyah. Diperlukan juga kata motivasi bisnis untuk menguatkan mental kita.

Film Motivasi Bisnis

Berikut adalah rekomendasi 12 judul film motivasi bisnis ini dapat Anda tonton dan memberi pengaruh untuk memacu semangat.

Pirates of Silicon Valley (1999)

Film motivasi bisnis pertama Bercerita mengenai kebangkitan perusahaan teknologi di Amerika Serikat, yang fokus pada kisah Steve Jobs dan Bill Gates dan merupakan 2 dari sedikit orang tersukses dunia. Film ini menunjukkan bagaimana mereka menciptakan 2 perusahaan teknologi besar yaitu Microsoft dan Apple.

Menggambarkan secara jelas konflik, keahlian serta drama keduanya saat proses membangun perusahaan. Salah satu kalimat singkat namun teringat yaitu “Artis yang bagus meniru, seniman hebat mencuri”

Pursuit of Happiness (2006)

Bercerita seorang salesman yang gagal karena mengalami bangkrut serta ditinggal oleh istrinya, namun tidak patah semangat. Dengan kondisi serba terbatas, justru belajar mengenai dunia pasar modal. Dalam cerita tersebut, akhirnya salesman itu berhasil mendirikan perusahaan pialang sahamnya sendiri.

Salah satu pesan tersirat yang dapat dipetik melalui film motivasi bisnis ini adalah “kesuksesan tidak bisa didapatkan atau datang dari hal-hal bersifat instan, semuanya butuh usaha dan proses”.

The Social Network (2010)

Sebagai salah satu film bisnis yang paling banyak ditonton, film ini dibuat berdasarkan kisah Mark Zuckerberg membangun Facebook. Ceritanya mudah dipahami tentang bagaimana sebuah perusahaan besar dibangun. Apa saja tantangan yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya.

Kata-kata motivasi yang diucapkan di dalam film ini salah satunya bermakna “internet tidak ditulis dengan pensil, Mark, itu ditulis dengan tinta.”

Moneyball (2011)

Film motivasi bisnis beruikutnya menceritakan sebuah tim yang sempat diunggulkan, namun lalu kehilangan kekuatan karena semua pemain bintang di dalamnya telah diambil oleh tim-tim besar ternama. Untuk mengatasi kondisi tersebut, manajer Billy mencari pemain baru kelas dua tetapi memiliki mental juara.

Perlahan, nama yang sebelumnya tidak dikenal dunia baseball mulai terlihat kehaliannya. Akhirnya tim yang dilatih oleh seorang manajer berhasil menjadi juara turnamen nasional. Pesan yang dapat diambil bahwa “uang bukan segalanya, dengan inovasi dan ketekunan kecil akan dapat mengalahkan raksasa.”

Margin Call (2011)

Film Motivasi Bisnis

Sebuah film drama Amerika yang disutradarai J.C. Chandor tentang bisnis ini mengambil setting 24 jam sebelum krisis ekonomi AS pada tahun 2008. Film ini juga menunjukkan secara gamblang aktor-aktor di balik runtuhnya bisnis perumahan di Amerika Serikat.

Tema penting film Margin Call terletak pada keserakahan dan kelicikan yang dapat memotivasi Anda menjadi pengusaha jujur dan sukses. Sebab motivasi yang diangkat tentang “Ada 3 jalan untuk membuat kehidupan dalam bisnis. Jadilah yang pertama, jadilah paling pintar atau cepat.”

Ctrl+Alt+Complete (2011)

Bercerita mengenai 5 pendiri startup yang menampilkan tantangan, peluang dan environment dunia bisnis digital berdasarkan kaca mata mereka. Sangat cocok ditonton untuk menambah pengetahuan tentang bisnis berkembang di negara lain. Film motivasi bisnis bisa menjadi motivasi bagi kalangan muda yang ingin membangun bisnisnya.

The Startup Kids (2012)

Film motivasi bisnis ini sangat direkomendasikan pada para pengusaha muda karena tentang dokumenter anak-anak muda Amerika Serikat dan Eropa yang memilih terjun ke dunia bisnis digital. Terdapat berbagai kisah tentang “bagaimana mendirikan perusahaan sampai hidup sebagai pengusaha.”

Steve Jobs (2013)

Pendiri Apple Steve Jobs, kisah nyata hidupnya dimuat dalam film ini. Bermula ketika seorang mahasiswa dari Reed College memperkenalkan iPod saat 2001. Kemudian didrop out dari kampusnya, lalu bangkit menjadi salah satu pengusaha inovatif dan sangat dihargai pada abad ke 20.

The Wolf of Wall Street (2013)

Berkisah tentang seorang pialang saham bernama Jordan Belfort yang rela melakukan apapun termasuk menipu dan menyuap demi meraih kesuksesan impiannya. Meski cara bisnis yang ditempuh ini berhasil membuatnya kaya raya, namun perlahan ia harus menanggung akibat perilakunya.

Sebab FBI yang mengetahui kejahatan keuangan yang dilakukan berhasil membongkarnya. Pesan penting yang ingin disampaikan dalam film ini yaitu “kesuksesan diperoleh dari kecurangan tidak akan bertahan lama apalagi membuat bahagia.”

Joy (2015)

Film pertama ini diangkat berdasarkan kisah hidup Joy Mangano, yaitu perempuan terkenal yang memiliki hak paten atas 100 penemuan serta sukses dalam menjual jutaan dolar produk miliknya saat acara Home Shopping Network milik QVC.

Pesan moral yang jelas terlihat dalam film ini yaitu, “pentingnya dukungan keluarga atas kesuksesan seseorang.” Joy diceritakan mengalami jatuh-bangun dalam menitih bisnisnya. Namun, kemudian berhasil mengatasi rintangan karena keluarganya selalu ada untuk memberi semangat.

Startup (2015)

Sebagai film serial televisi tentang bisnis, ini banyak menginspirasi calon pendiri perusahaan. Bercerita tentang perjalanan bisnis 2 orang sahabat bernama Kaleil dan Tom. Mereka berteman sejak SMA lalu menemukan ide membangun sebuah website yang memberi peluang penggunanya berbisnis dengan pemerintah.

Mereka membagi tugas keduanya, namun di tengah perjalanan bisnis konflik pun muncul. Pertanyaan yang muncul yaitu apa yang terlebih dahulu hancur, persahabatan atau bisnis mereka? Saking menariknya, banyak orang penasaran dengan film tersebut.

The Founder (2016)

Bercerita tentang hidup Richard dan Maurice McDonald pemilih restoran cepat saji berjaringan terbesar di dunia. Banyak hal yang dapat dipelajari mulai dari ide sederhana bisa menjadi bisnis dengan omset milliaran dollar hingga pelajaran negosiasi dalam berbisnis. Film motivasi bisnis mengajarkan kita usaha tidak dibatasi oleh usia.

Itulah rangkuman film motivasi bisnis yang hampir seluruhnya menggambarkan kisah nyata para pengusaha sukses dunia. Pesan moral di dalamnya dapat Anda jadikan semangat untuk membuat dan menjalankan ide bisnis yang sudah dimiliki. Jangan pernah menyerah denga keadaan, Film di atas menggambarkan usaha yang luar bisa sehingga mampu membentuk mental kaya dan sukses dalam diri.

10+ Macam-macam Prinsip Akuntansi Syariah

Prinsip Akuntansi Syariah

Prinsip Akuntansi Syariah

Akuntansi syariah digunakan sebagai alat untuk melaksanakan berbagai kepentingan menyangkut laporan keuangan, perhitungan laba serta menjalin kerjasama dan selalu berpegang teguh pada ajaran agama Islam.

Prinsip Akuntansi Syariah

Dalam menjalankannya, ada beberapa prinsip akuntansi syariah yang memiliki landasan hukum untuk umat muslim, berikut di antaranya:

Pengungkapan Penuh

Prinsip akuntansi syariah ini berfungsi untuk mengungkap dan memaparkan hal penting agar laporan jelas serta tidak mencantumkan kebohongan ataupun memberi informasi salah. Tidak ada data-data yang dimanipulasi atau ditutup-tutupi. Prinsip ini bersandarkan pada surat Al-Baqarah ayat 282.

Konsisten

Dalam sebuah perusahaan akuntansi syariah, selalu memiliki prosedur untuk mengatur jalannya usaha sebagaimana rencana dan tujuan yang diharapkan. Kemudian prosedur pelaksanaan haruslah sesuai dengan kesepakatan awal, sehingga dilakukan secara konstan dari waktu ke waktu.

Dasar Akrual

prinsip akuntansi syariah ini mengakui kas tepat pada saat terjadinya proses pelaporan keuangan. Seperti contoh, ada salah satu pegawai membutuhkan uang untuk membeli peralatan perusahaan yang rusak hari ini. Namun, barang yang dibeli haruslah membayar terlebih dahulu kemudian diberikan keesokan harinya.

Dalam akuntansi syariah Pencatatan uang itu haruslah masuk alur kas pada hari ini sesuai dengan keluarnya, meskipun barang pembelian atau bukti dari pengeluaran uang itu baru diterima keesokan harinya.

Nilai Tukar

Macam-macam Prinsip Akuntansi Syariah

Mengenai hutang, modal, laba, harta dan juga segala unsur lain dalam laporan keuangan harus menggunakan nilai tukar yang sednag berlaku di pasaran.

Seperti contoh pencatatan pengeluaran sebuah laptop 2 bulan lalu seharga 2 juta rupiah, namun saat ini harganya sudah naik menjadi 4 juta rupiah per unit. Dalam akuntansi syariah, harga yang dicatat dan dimasukkan dalam laporan tetaplah pada 2 bulan lalu yaitu 2 juta rupiah. Dengan menggunakan nilai tukar yang sama, prinsip akuntansi syariah memberi kemudahan dan kenyamanan dalam bertansaki.

Perbandingan

prinsip akuntansi syariah ini menetapkan bahwa beban harus diakui hanyalah pada periode yang sama dengan pendapatan. Dalam kalimat lain beban keluar bersamaan dengan pemasukan atau pendapatan yang diperoleh.

Pertanggung Jawaban

Sebab ilmu akuntansi syariah bersandar pada hukum-hukum dalam Islam, maka mengharuskan adanya sifat dan sikap bertanggungjawab terhadap segala tugas dan kepentingan yang dikerjakan.

Termasuk segala transaksi nyata antara pebisnis dengan klien, melalui laporan keungan atau laporan akuntansi yang dibuat oleh akuntan. Prinsip akuntansi syariah yang berdasar tanggung jawab akan selalu memeberikan kepuasan bagi dua belah pihak.

Keadilan

Keadilan dalam prinsip akuntansi syariah memiliki 2 makna. Hal pertama yaitu, berkaitan moral, seperti kejujuran sangat dijunjung tinggi sebab faktor yang begitu dominan. Tanpa kejujuran, informasi dilampirkan dalam laporan keuangan hanya akan menyedikan data bohong dan manipulasi.

Keadilan juga bersifat fundamental, dimana menghormati etika dan moral yang sedang berlaku di masyarakat tanpa berlawanan dengan hukum dan ilmu-ilmu kebenaran Islam. prinsip akuntansi syariah ini mengupayakan sistem akuntansi modern menjadi akuntansi alternatif jauh lebih baik lagi. Kejujuran dan keadilan juga merupakan perwujudan mental kaya yang menjadikan diri selalu bersyukur.

Kebenaran

Kebenaran di sini mengusahakan untuk terciptanya keadilan dalam mengakui, melaporkan, juga mengukur segala transaksi di bidang ekonomi. Sehingga, tidak ada laporan atau ukuran disertakan dari pendapat saja tanpa adanya observasi atau penelitian yang memang benar ada.

Pengukuran banyak sekali ragamnya, termasuk kekayaan, utang, biaya keluar, pendapatan masuk, laba dari bisnis perusahaan yang harus diukur secara adil dan benar oleh seorang akuntan syariah. Kemudian menyusun berdasarkan bukti sesungguhnya dalam sebuah organisasi atau lembaga tujuan.

Legitimasi Muamalat

Pandangan prinsip akuntansi syariah ini sangat luas, wajib bagi orang-orang yang melakukan kegiatan akuntansi untuk menolak segala penyajian informasi keuangan (bila masih ada rasa ragu untuk menyempurnakan dan memaksimalkan transaksi tidak sah berdasarkan syariat).

Namun, jika seorang akuntan terpaksa harus memberikan informasi tidak sesuai atau melawan kaidah-kaidah Islam, tetap diperbolehkan namun wajib menyertakan isyarat atau tanda pada tafsiran yang dibuat tersebut.

Selain dalam hal laporan, legitimasi muamalat juga mengatur para pihak terlibat, terdiri dari pengusaha, pemilik atau pemegang saham serta orang-orang lain yang juga memiliki kepentingan terkait.

Syakshiyyah I’tibariyyah

Kegiatan investasi dari pribadi yang memberikan pendanaan terhadap kegiatan investasi memiliki beberapa pembeda. Ada dua permasalahan berpengaruh langsung, yaitu berkaitan harta diinvestasikan dengan kebutuhan pribadi kemudian. Kedua berhubungan hak dan kewajiban para pemilik.

Kontinuitas

Keberadaan prinsip akuntansi syariah ini dapat memberikan pandangan, bahwa sebuah perusahaan akan selalu menjalankan kepentingan dan kegiatannya hingga waktu tidak diketahui. Kecuali ada indikasi yang mengarah berdasarkan pendefinisian terhadap prinsip akuntansi syariah ini.

Umur perusahaan tidaklah bergantung dari umur para pekerja dan pemiliknya. Segala tindakan manajemen internal maupun eksternal mulai dari pendanaan hingga pengukuran hasil akhir menentukan hak-hak dan kewajiban. Serta selalu memperhatikan kondisi pasar.

Muqalabah

Prinsip akuntansi syariah selanjutnya adalah muqalabah. Seperti sebuah cermin, berfungsi memantulkan cahaya dari dua sisi sekaligus hasil dari hubungan tersbeut dari segi lain. Karena prinsip ini meyakini setiap sesuatu terjadi, dikarenakan pengaruh dari sesuatu lainnya yang terlebih dahulu ada. Dan selanjutnya kedua kegiatan itu dikaitkan.

Concern

Keberlangsungan usaha sangat bergantung pada persetujuan kontrak tiap-tiap kelompok yang terlibat dalam aktivitas bagi hasil. Sehingga, tidak ada keputusan diambil secara sepihak tanpa dimusyawarahkan bersama, kemudian berujung merugikan salah satu atau beberapa orang.

Penyingkapan Penuh

Dalam prinsip akuntansi syariah , tidak ada hal apapun yang ditutupi, akan tetapi mementingkan keadilan bagi seluruh kepentingan. Terutama berfokus pada keimanan terhadap Allah. Namun, semua itu harus mencangkup hak dan kewajiban kepada Allah, masyarakat dan individu.

Dalam menjalankan kepentingan serta tujuan suatu perusahaan Islami, memiliki prinsip akuntansi syariah merupakan langkah wajib sebagai pedoman perilaku agar tidak menyimpang dari ajaran Islam. Dengan begitu, keuntungan yang di dapat juga menjadi rezeki yang barokah dan bermanfaat kedepannya.

Sejarah Akuntansi Syariah di Dunia

Akuntansi Syariah

Akuntansi Syariah

Di era modern seperti sekarang ini, banyak orang salah pengertian mengenai sejarah akuntansi syariah. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang menganggap sudah tahu padahal pemahaman tersebut keliru.

Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini banyak sistem pencatatan keuangan sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai pedomannya. Namun, apakah Anda tahu bahwa ketentuan syariat Islam ini sudah digunakan jauh sebelum ilmuwan di dunia menciptakan teorinya.

Sejarah Akuntasi Syariah

Sejarah terciptanya akuntansi syariah sebenarnya sangat dekat dengan perkembangan agama Islam. Bahkan kewajiban pencatatan transaksi yang bersifat non tunai sekali pun sudah dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 282.

1. Ketentuan Al-Qur’an

Dengan aturan yang sudah ditetapkan dalam Al-Qur’an inilah, mendorong setiap umat muslim untuk peduli dan sekaligus menciptakan tradisi pencatatan bagi kalangan umat. Sehingga, menciptakan faktor pendorong partnership atau kerja sama pada waktu itu.

Sama halnya dengan kewajiban untuk mengeluarkan zakat yang mendorong pemerintah dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban secara periodik. Begitu pula dengan para pengusaha Islam waktu itu, mereka mengklasifikasikan hartanya berdasarkan ketentuan dan pembayaran zakat.

2. Era Nabi dan Khalifah

Pada masa Nabi Muhammad SAW hidup, Beliau telah mendidik beberapa sahabat guna menangani profesi sebagai akuntan (hafazhatul amwal atau pengawas keuangan).

Perkembangan pemerintahan umat Islam sendiri hingga ke seluruh pelosok dunia sudah meningkatkan penerimaan serta pengeluaran negara. Di zaman Umar Bin Khatab, para sahabat telah merekomendasikan pentingnya pencatatan penerimaan maupun pengeluaran.

Dengan demikian, pada waktu itu Umar pun mendirikan Lembaga bernama Diwan atau Dawwana yang artinya tulisan. Selain itu, akuntansi syariah juga mengalami perkembangan begitu pesat di zaman khalifah Islam lainnya.

3. Sahabat Nabi

Evolusi perkembangan buku untuk keperluan akuntansi sendiri sudah begitu pesat di zaman Daulah Bani Abbasiyah. Pada waktu itu, pembukuan ini diklasifikasikan ke dalam akuntansi peternakan, akuntansi bendahara, akuntansi pertanian, ilmu auditing, akuntansi mata uang dan akuntansi konstruksi.

Sejarah telah membuktikan jika ilmu Akuntansi sudah dalam dipraktikkan di dunia Islam, dalam istilah jurnal, yang lebih dulu dipakai di zaman khalifah bernama Jaridah sebagai buku catatan transaksi keuangan.

Hal ini juga sejalan dengan istilah double entry berdasarkan tulisan dari Luca Pacioli. Bisa Anda saksikan lewat sejarah, bahwa Islam lebih dulu mengenal akuntansi, karena kitab suci Al-Qur’an sudah diturunkan sejak tahun 610 M.

Perkembangan Sejarah Akuntansi Syariah di Zaman Khalifah

Akuntansi Syariah di Zaman Khalifah

Perkembangan sejarah ilmu akuntansi syariah di zaman khalifah sendiri, meliputi:

1. Zaman Abu Bakar Assidiq

Di zaman Abu Bakar, sistem pengelolaan dari Baitul Maal sendiri masih sederhana, penerimaan maupun pengeluaran dilakukan dengan cara seimbang. Jadi bisa dikatakan hampir tidak bersisa. Dengan kata lain, tidak ada unsur penambahan di dalamnya. Sistem ini menekankan pada pembagian merata sehingga tercipta kehidupan yang makmur bagi masyarakat. Serta menumbhkan mental kaya karena pembagian harta yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

2. Zaman Umar Bin Khattab

Saat Umar Bin Khattab memerintah, sudah diperkenalkan istilah bernama Diwan, yang artinya tempat pelaksana bekerja, duduk, sekaligus tempat akuntansi disimpan, dicatat dan berguna untuk mengelola pembayaran gaji.

Pasalnya, Khalifah Ummar telah menunjukkan jika ilmu akuntansi telah mengalami perkembangan dari satu lokasi menuju lokasi lainnya, akibat hubungan yang terjadi antar masyarakat.

3. Zaman Utsman Bin Affan

Di zaman khalifah Utsman, telah diperkenalkan istilah bernama khittabat al-Rasull wa sirry yang artinya menjaga pencatatan rahasia. Untuk pengawasan pelaksanaan moral dan agama lebih difokuskan pada muhtasib.

Adapun arti muhtasib ini ialah orang yang memiliki tanggung jawab terhadap Lembaga Al-Hisbah, seperti mengenai kecurangan penjualan, timbangan dan tidak banyak berhutang.

4. Zaman Ali Bin Abi Thalib

Di zaman pemerintahan Ali, dikenal sistem administrasi bernama Baitul Maal yang difokuskan terhadap lokal dan pusat yang berjalan dengan baik. Sementara untuk surplus sendiri, dibagikan sesuai ketentuan dari Rasulullah SAW.

Dengan adanya surplus tersebut menunjukkan, jika proses pelaporan dan pencatatan berlangsung dengan maksimal. Khalifah Ali mempunyai konsep mengenai administrasi umum, pemerintahan serta permasalahan yang berhubungan dengannya.

Kebangkitan Baru di Dunia Akuntansi Syariah

Kebangkitan syariat terbaru sudah menjangkau muamalah, berbagai Lembaga keuangan dan beberapa bidang finansial. Bahkan sekumpulan pakar akuntansi Islam sudah mengadakan studi ilmiah dan riset-riset mengenai akuntansi dalam Islam. Perlunya mengetahui tentang tata cara mengelola akuntansi yang sesuai dengan Islam agar keuangan Islam kembali memakamurkan kehidupan.

Adapun perhatian mereka umumnya terkonsenstrasi di beberapa bidang, di antaranya pembukuan, bidang riset, pengajaran dalam Lembaga keilmuan, perguruan tinggi dan konverensi atau seminar. Inilah sebagian usaha awal pada tiap-tiap bidang tersebut, seperti:

1. Kebangkitan Ilmu Akuntansi Syariah di Bidang Riset

Ada beberapa disertasi dokter dan tesis magister mengenai konsep akuntansi, dimulai dari tahun 1950 sampai sekarang. Selain itu, diperkirakan bahwa hal tersebut mengenai akuntansi di Al-Azhar saja hingga tahun 1993 sekitar 50 buah.

2. Kebangkitan Ilmu Akuntansi Syariah di Perguruan Tinggi dan Sekolah

Konsep mengenai akuntansi Islam sendiri sudah mulai masuk di perguruan tinggi dan sekolah-sekolah dari tahun 1976 lalu, yakni Fakultas Perdagangan Universitas Al-Azhar program pasca sarjana.

Situasi tersebut terus berlanjut sampai tahun 1978 sejak dibukanya sejumlah jurusan pada Ilmu Akuntansi Islam di beberapa perguruan tinggi yang ada di Timur Tengah. Bahkan sampai saat ini masih berlanjut di berbagai pelosok dunia, tidak terkecuali Indonesia.

3. Kebangkitan Ilmu Akuntansi Syariah Melalui Aspek Implementasi

Implementasi ilmu akuntansi Islam sendiri dimulai sejak berdirinya beberapa Lembaga keuangan berbasis syariah. Ini menyebabkan perusahaan atau lembaga keuangan tersebut wajib menerapkan sistem akuntansi sesuai dengan syariat.

Hal ini diperkuat dengan adanya organisasi ilmu Akuntansi Islam di dunia, AAOIFI (Accounting and auditing organization for Islamic Financial Instutions) menerbitkan standar akuntansi lembaga keuangan berbasis syariah.

Itulah ulasan mengenai sejarah akuntansi syariah  di dunia yang berdampak pada beberapa negara, seperti Indonesia sampai saat ini. Jika kita mampu menerapkan keuangan syariah tentunya akan kehidupan akan menjadi lebih baik serta membawa keberkahan rezeki.

9 Contoh Riba dalam Kehidupan Sehari-hari

Contoh Riba

Contoh Riba

Setiap orang secara tidak sadar sering melakukan berbagai macam transaksi ekonomi, seperti menabung, melakukan pinjaman, investasi atau jual beli. Di antara aktivitas tersebut mungkin Anda kurang menyadari sudah melakukan riba.

Contoh Riba dalam Kehidupan Sehari-hari

Meskipun sudah jelas dilarang dalam Islam, tapi banyak sekali orang yang tetap melakukan hutang piutang atau jual beli yang mengandung praktik riba. Agar lebih jelasnya, berikut beberapa ulasan dan contoh riba dalam kehidupan sehari-hari:

Contoh riba dalam Transaksi Jual Beli

Dalam transaksi jual beli sendiri, ada 3 jenis riba di antaranya sebagai berikut  :

1. Riba fadhl (ribawi)

Jual beli atau pertukaran barang ribawi yang memiliki kualitas, kadar atau kuantitas berbeda. Adapun barang ribawi tersebut telah disebutkan berdasarkan hadits Rasulullah SAW, di antaranya perak, emas, gandum merah, gandum, kurma dan garam.

Jadi dalam ajaran agama Islam sendiri, untuk komoditi atau barang-barang diatas pertukarannya harus memenuhi kualitas dan jumlah yang sama.

2. Riba Jahiliyah

Adanya tambahan pada nilai hutang, disebabkan oleh waktu pembayaran diperpanjang, ini karena peminjam tidak memiliki kemampuan membayar tepat waktu. Biasanya praktik riba ini banyak dilakukan di zaman jahiliyah.

Misalnya, pemberi hutang berkata ke penerima hutang ketika jatuh tempo, “Anda harus melunasi pinjaman sekarang berdasarkan jumlah Anda berhutang atau bisa membayar di lain waktu dengan persyaratan adanya tambahan nominal”.

Selain itu, contoh lainnya ialah pemakaian kartu kredit. Ketika pengguna credit card melakukan pembelian barang seharga Rp.1.000.000,-, namun tidak memiliki kemampuan melakukan pembayaran penuh ketika jatuh tempo, pengguna pun wajib membayar bunga.

3. Riba Yad

Transaksi tertentu yang tidak menetapkan berapa jumlah harga pembayaran, saat seseorang berpisah di tempat transaksi jual beli antara pembeli dan penerima.

Misalnya, seorang menjual mobilnya seharga 90 juta dengan sistem pembayaran tunai, tapi jika  dilakukan dengan cara dicicil harganya dinaikan menjadi 95 jutaan. Lalu ada pembeli yang berniat tetapi sampai transaksi akhir tidak terjadi kesepakatan harga.

Contoh Riba dalam Kehidupan Sehari-hari

Bagi Anda yang ingin lebih memahami tentang praktik riba, berikut contoh riba dalam kehdupan sehari-hari:

1. Pegadaian

Pegadaian ialah sebuah badan yang menjalankan aktivitas keuangan berbentuk gadai. Contohnya, Anda menggadaikan surat berharga atau barang, berupa BPKB, surat tanah atau yang lainnya.

Namun, pegadaian biasanya menambahkan biaya administrasi dan bunga wajib dibayarkan ketika Anda menebus barang tersebut kembali. Inilah yang dimaksud dengan contoh riba.

2. Kredit Kepemilikan Rumah/KPR

Mempunyai hunian untuk keluarga memang menjadi impian semua orang. Namun, apakah Anda harus memaksakan diri untuk berhutang demi mendapatkan sebuah rumah? Terlebih lagi jika hutangnya termasuk riba, sama halnya dengan KPR.

KPR atau Kredit Kepemilikan Rumah termasuk salah satu contoh riba. Sebab Anda wajib mencicil angsuran berdasarkan harga rumah dan bunga beserta tambahan biaya administrasi setiap bulannya.

3. Pinjaman Bank

Contoh riba lainnya yaitu meminjam uang di perusahaan perbankan lalu dikembalikan dalam jangka waktu satu tahun lamanya. Akan tetapi, pihak bank memberikan kewajiban supaya Anda membayarkan uang dalam jumlah lebih besar dibandingkan nilai pokok pinjaman. Karena itu, usahakan jangan pernah pinjam uang di bank. Apabila dala kondisi darurat, lebih baik pinjam kepada keluarga atau teman dekat kita.

Sistem ini bisa dianggap riba jika kedua pihak, di antaranya pihak peminjam dan pihak pemberi pinjaman menyepakati ketentuan tersebut. Jika pihak peminjam tidak bisa membayar uang pinjamannya dalam jangka waktu tertentu, Ia akan dikenakan bunga atau tambahan biaya.

4. Transaksi Jual Beli

Transaksi jual beli, seperti menukar emas kalung 10 gram dengan emas gelang seberat 5 gram. Walaupun gelang tersebut dikatakan mempunyai nilai estetika lebih banyak daripada kalung, namun tetap saja tergolong kategori riba.

5. Kredit Kendaraan Bermotor

Seperti halnya KPR, sistem kredit kendaraan bermotor pun tergolong sebagai kategori riba. Mengingat KKB di dalamnya terdapat bunga beserta denda yang dibebankan saat pembayaran cicilan motor.

Di samping itu, ada pula konsekuensi kendaraan bermotor disita jika tidak bisa membayar angsuran selama jangka waktu yang sudah ditentukan.

6. Jual beli Emas Online

Misalnya saja Bu Dina membeli kalung emas seberat 10 gram yang harganya 5 juta di internet, kemudian kalung emas tersebut akan sampai selama tiga hari lamanya menggunakan jasa pengiriman.

Transaksi tersebut bisa dikatakan riba, sebab adanya aktivitas penundaan barang yang diterima Bu Dina.

7. Praktek Kartu Kredit

Pak Yusuf menerima fasilitas berupa kartu kredit di sebuah perusahaan perbankan, dimana dalam penggunaan transaksi menggunakan credit card tersebut terdapat denda dan bunga. Transaksi ini bisa dikatakan riba akibat adanya kelebihan hutang.

8. Jual beli Emas dengan Cara Kredit

Bu Rina membeli gelang dengan kadar 4 gram yang harganya Rp.2.000.000,- dilakukan secara kredit kepada Bu Tati selama dua bulan lamanya. Transaksi tersebut dikatakan riba, sebab adanya penundaan waktu pembayaran.

9. Memberi Hadiah Berbentuk Hutang

Bu Rani meminjam uang sebesar Rp.5.000.000,- ke Bu Mimi yang akan diangsur selama lima bulan lamanya. Dalam pelunasannya, ternyata Bu Rani memberikan hadiah ke Bu Mimi. Ini bisa dikatakan riba, sebab mengambil manfaat dari hutang.

Terkecuali bila mereka berdua sudah terbiasa memberi hadiah, jadi pemberian hadiah ini bukan dikarenakan alasan hutang piutang.

Itulah beberapa contoh riba dalam kehidupan sehari-hari yang wajib Anda ketahui dan pahami agar terhindar dari dosa. Mengingat riba tidak dianjurkan dalam ajaran agama Islam. Dengan menghindari riba, kita telah melatih diri menjadi pribadi yang bersyukur serta memiliki mental kaya. Mudah-mudahan dengan membaca artikel ini, Anda bisa terhindar dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.

7 Prinsip Manajemen Keuangan yang Perlu Dipahami Semua Orang

Prinsip Manajemen Keuangan

Prinsip Manajemen Keuangan

Pengelolaan finansial memiliki andil penting dalam keberlangsungan segala hal khususnya perusahaan. Oleh sebab itu, masyarakat awam pun sudah semestinya dapat memahami langkah awal serta landasan dasar dari prinsip manajemen keuangan. Salah satu cara menajemen keuangan yang bisa dipakai adalah keuangan syariah. Manajemen keuangan syariah memberikan kemudahan dan juga sistem yang tertata secara rapi sehingga dapat dipahami dan juga transparan dalam pengelolaannya.

Prinsip Manajemen Keuangan

Banyak orang atau masyaraat yang belum mengetahui serta memahami konsep dasar dari pengelolaan anggaran. Padahal hal tersebut memiliki peran cukup penting dalam kesuksesan finansial pada suatu bidang usaha, berikut adalah pinsip manajemen keuangan:

1. Prinsip Konsistensi Pengelolaan Anggaran (Consistency)

Prinsip dasar manajemen keuangan yang pertama yaitu, harus memiliki konsistensi pada keseluruhan aspek dalam perusahaan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar terdapat kesesuaian hasil atau kebiasaan, sehingga dapat menyelaraskan dengan kondisi badan usaha.

Konsistensi memegang peran cukup penting dalam sebuah badan usaha. Ini karena seberapa keras karyawannya akan berusaha kalau tidak diikuti oleh sikap konsisten yang berkelanjutan, maka outputnya menjadi kurang maksimal.

Sikap pada karyawan serta pengelolaan sistem yang tidak konsisten akan mempersulit kinerja perusahaan, karena pada dasarkan manajemen keuangan membutuhkan ketelitian juga kecermatan penghitungan. Dengan begitu, konsistensi sangat dibutuhkan keberadaannya.

Cara menerapkan konsistensi pada perusahaan yakni memberlakukan peraturan ketat namun tidak memberatkan banyak pihak. Sehingga, para karyawan serta siapapun yang terlibat dalam perusahaan terbiasa melakukan kebiasaan tersebut.

2. Prinsip Pengelolaan Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabiitas memberikan keterikatan ataupun kewajiban hukum pada seluruh jajaran yang terlibat dalam pendirian serta pengembangan perusahaan tersebut. Terutama untuk memberikan keterangan terkait pemasukan dan juga pengeluaran anggaran mereka.

Hal tersebut sangat penting untuk jalannya sebuah bidang usaha, agar nantinya bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan juga evaluasi. Kemudian, dapat menganalisis keperluan terkait dengan pengembangan perusahaan.

Pengelolaan akuntabilitas tidak bisa dilakukan secara serampangan, namun harus disertai dengan ketelitian, kecermatan serta penuh tanggung jawab. Hal tersebut wajib dilakukan mengingat unsur finansial adalah aspek manajemen yang perlu dijunjung tinggi.

3. Prinsip Transparansi Manajemen (Transparancy)

Prinsip Manajemen Keuangan yang Perlu Dipahami

Korupsi tidak hanya dilakukan oleh anggota dewan saja, namun pada sebuah perusahaan juga terdapat praktik tidak bertanggung ini. Oleh sebab itu, maka prinsip transparansi harus diterapkan dalam seluruh sektor bagian di dalamnya. Pengeloaan keuangan transparan juga membentuk pribadi yang jujur serta melatih mental kaya serta menjadikan diri senantiasa bersyukur.

Transparansi bukan hanya perkara pemasukan serta pengeluaran finansial saja, namun juga tentang bagaimana prosedur perekrutan karyawan baru. Hal semacam itu dilakukan agar tidak timbul praktik nepotisme serta penyediaan data keberadaan jasa ataupun produk yang bisa dipertanggung jawabkan.

Unsur data transparansi ini harus dapat diakses oleh semua pihak, baik itu karyawan, kolega serta konsumen dari perusahaan. Hal tersebut bermanfaat jika mereka ingin mengetahui suatu informasi, maka yang didapat haruslah yang paling benar dan juga sesuai.

4. Viability Standard (Standar Kelangsungan Hidup)

Prinsip manajemen keuangan selanjutnya adalah sesuai standar kelangsungan hidup. Yaitu, bagaimana perusahaan tersebut dapat berjalan dan dibebani oleh kekacuan pengelolaan. Misalnya, sistematika strategi pemasaran harus memiliki kesesuaian dengan finansial kala itu.

Kelangsungan hidup merupakan keberlanjutan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, persiapan rencana anggaran sangat dibutuhkan agar tidak terjadi pengembangan dana di akhir periode. Selain itu, tingkat keamanan sektor finansial suatu bahan usaha akan lebih terjamin.

Setrategi kuat juga dibutuhkan untuk memenuhi standar prinsip manajemen keuangan. Bukan hanya pada finansial saja, namun juga teknik marketing, pengembangan sumber daya manusia dan pengelolaan produk serta jasa yang ditawarkan pada perusahaan tersebut.

5. Konsep Integritas (Integrity)

Menjunjung tinggi prinsip panutan tanpa goyah merupakan unsur penting yang wajib dimiliki oleh seluruh pelaku roda ekonomi pada perusahaan. Ini karena, pada dasarnya nilai-nilai tersebut akan menciptakan personal branding tersendiri bagi suatu perusahaan.

Bekerja sesuai dengan kode etik merupakan penerapan integritas dalam dunia usaha. Setiap karyawan wajib menghormatinya, berlaku baik dan juga sesuai dengan etika serta noma yang berlaku pada lingkungan sekitar.

Selain profesionalitas, integritas merupakan penilaian yang diberikan oleh kolega, konsumen ataupun rekan untuk menilai kualitas dari seluruh bagian perusahaannya. Baik dari manajer, jajaran direksi, karyawan dan juga sistem penunjang lainnya.

Dengan integritas baik, akan mempermudah pihak perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain ataupun bidang usaha. Dengan begitu, sudah semestinya prinsip manajemen ini harus dipupuk secara baik-baik.

6. Prinsip Pengelolaan (Stewardship Concepts)

Seluruh jajaran yang terlibat dalam pendirian serta pengembangan perusahaan harus memiliki jiwa manajemen bagus dan terbaik. Ini karena, pada dasarnya roda perusahaan berpusat di sistematika dan juga pengembangan program dari badan usaha terkait.

Tidak hanya pada individunya ataupun sistematika dan program-program andalan, namun juga mempertimbangkan dengan baik apakah anggaran sudah mencukupi, bagaimana kondisi aset perusahaan saat ini serta ketercapaian tujuan sebuah badan usaha.

Prinsip pengelolaan akan mempermudah sebuah bidang usaha untuk mendapatkan biaya lebih baik, karena sebelumnya telah terkonsep bagaimana manajemen anggaran. Sehingga penggunaan dana dapat dilakukan dengan baik. Prinsip manajemen keuangan berdasar prinsip pengelolaan menjadikan keuangan lebih terarah dan tersalurkan ke tempat yang seharusnya.

7. Accounting Standar (Konsep Akuntansi Standar)

7 Prinsip Manajemen Keuangan

Prinsip manajemen keuangan yang terakhir adalah konsep akuntansi standar. Seluruh proses penghitungan serta pengawalan dana memang harus dilakukan dengan baik oleh sebuah perusahaan. Sebab, mengingat bahwa badan usaha harus mampu menyediakan data valid dan terperinci untuk memenuhi prosedur evaluasi pengembangan sebuah bisnis.

Bukan hanya pada proses, namun individu penggerak proses akuntansi harus benar-benar menguasai, memahami serta mengerti sistem penghitungan standar yang berlaku di Indonesia maupun Internasional.

Konsep ini memiliki banyak peranan penting, karena fungsi dan kinerjanya berkaitan langsung kepada sektor finansial yang menjadi tiang tegak berdirinya sebuah perusahaan. Oleh sebab itu, setiap aspeknya harus bisa dimaksimalkan.

Itulah prinsip manajemen keuangan yang perlu difahami secara mendalam agar nantinya dapat  dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Terutama ketika Anda terjun langsung ataupun memiliki andil besar dalam pendirian serta pengembangan sebuah perusahaan.

Contoh Manajemen Keuangan yang Diterapkan dengan Baik

Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan

Pengelolaan finansial merupakan hal cukup penting untuk dunia usaha, baik di bidang properti, produk, penyedia jasa layanan ataupun pendidikan.

Manajemen Keuangan

Namun, banyak yang belum memahami dan masih perlu diberikan contoh manajemen keuangan secara konkrit kepada khalayak. Berikut adalah contoh manajemen keuangan yang bisa diterapkan, seperti:

Memperbaiki Karakteristik Setiap Karyawannya

Contoh pertama manajemen yang baik yaitu, bagaimana pihak HRD dapat mengembangkan kinerja, kepribadian serta karakter karyawan agar dapat mendukung kemajuan dan juga pengembangan suatu bidang usaha.

Sebagus apapun sistem serta program atau ide gagasan dari sebuah perusahaan, tetapi jika tidak didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang baik, bisa dipastikan outputnya kurang maksimal.

Untuk memperbaiki sumber daya manusia, langkah yang harus dilakukan yakni, menjalin kerja sama baik kepada pihak Human Reource Development agar mereka dapat memaksimalkan kualitas karyawan atau pihak terlibat lainnya.

Jika sumber daya manusia di persahaan itu berkembang dengan baik, maka seluruh program ide serta gagasan juga dapat berjalan secara maksimal. Selain itu, akan timbul kesadaran diri serta rasa tanggung jawab tinggi dari pihak karyawan badan usaha tersebut.

Memenuhi Konsep Manajemen yang Sesuai Standar

Kedua adalah, memahami cara kerja serta bagaimana sistematika manajemen keuangan berjalan baik pada suatu perusahaan. Ada beberapa konsep agar pemahaman terhadap pengelolaan finansial dapat terasah. Yaitu:

1. Memenuhi Standar Manajemen Aset

Pengelolaan aset merupakan denyut nadi perusahaan, karena terdapat bagian vital yang harus dipertanggung jawabkan pendataannya. Pengeluaran untuk aktiva harus diteliti secara baik-baik agar tidak menimbulkan permasalahan panjang nantinya.

Aktiva yang harus dikelola dengan baik meliputi aset tetap maupun aset bergerak. Dalam hal ini, manajer suatu badan usaha harus memiliki kompetensi unggul supaya bisa mengerti serta memahami proses sesuai standar pada umumnya.

2. Penggunaan Dana Perusahaan

Penggunaan dana dalam suatu bidang usaha harus direkapitulasi, diawasi serta dilaporkan pada suatu periode-periode tertentu. Hal tersebut dimaksutkan agar pengeluaran serta pemasukan anggaran dari suatu perusahaan bisa dievaluasi hingga tidak terjadi keterpurukan.

Untuk melakukan pelaporan penggunaan dana, dibutuhkan karyawan dengan kompetensi memadai serta memahami prinsip dasar akuntansi, baik dari sisi auditing ataupun money reporting. Dengan keunggulan sumber daya manusia yang baik, badan usaha bisa berkembang.

3. Ketepatan Analisis Perolehan Dana

Selain penggunaan dana yang memang harus diawasi dengan baik, input anggaran suatu badan usaha pun juga harus dicermati dan juga diteliti agar tidak terjadi mis-evaluasi pada akhir periode nantinya.

Perolehan dana bisa bersumber dari internal perusahaan, baik berupa kas karyawan ataupun hasil denda dan juga bisa berasal secara eksternal. Yaitu pendapatan jasa, layanan, penjualan produk, laba investasi serta klaim dari asuransi tertentu.

Menjalin Kerja Sama sebagai bahan Pertimbangan Manajemen Internal

Mustahil jika jajaran tinggi perusahaan tidak memiliki kerja sama dengan kolega atau bahkan bisa jadi kepada rivalnya. Hal tersebut memang harus dilakukan agar bisa dijadikan bahan evaluasi suatu badan usaha, sehingga kedepannya tidak akan mengulangi hal yang sama.

Dalam menjalin suatu hubungan eksternal dengan badan usaha, perlu dilakukan beberapa strategi bisnis agar tidak terkecoh ataupun hanyut dengan keadaan tertentu. Untuk mendapatkan hal tersebut, maka Anda harus meminta pertimbangan penasihat perusahaan.

Memahami Tujuan Manajemen Keuangan Secara Tepat

Pengelolaan finansial memiliki andil penting dalam keberlangsungan segala hal khususnya perusahaan. Oleh sebab itu, masyarakat awam pun sudah semestinya dapat memahami langkah awal serta landasan dasar dari tujuan manajemen keuangan.

Contoh manajemen keuangan yang diterapkan dengan baik lainnya yaitu, memahami tujuan dasarnya untuk memberikan kesejahteraan jangka lama, memaksimalkan laba serta menghadirkan evaluasi sebagai sarana penambah wawasan.

Tidak hanya pada individunya ataupun sistematika dan program-program andalan bidang usaha tersebut, namun juga mempertimbangkan apakah anggaran sudah mencukupi, bagaimana kondisi aset perusahaan saat ini serta ketercapaian tujuan manajemen yang sesuai standar.

Sesuai standar yang dimaksud di atas yakni, bagaimana perusahaan tersebut dapat berjalan tanpa dibebani oleh kekacuan manajemen keuangan. Misalnya, sistematika strategi pemasaran harus memiliki kesesuaian dengan finansial kala itu.

Mengerti Fungsi Manajemen Keuangan dengan Baik

Jika seluruh pihak yang terlibat mengerti fungsi manajemen, maka mereka akan memiliki pemahaman mendalam terkait dengan keberlangsungan jangka panjang perusahaan tersebut. Manajeman yang baik dan transparan juga melatih diri dengan kejujuran serta menumbhkan mental kaya. Sehingga, pengambilan keputusan bisa dilakukan secara tepat. Berikut adalah contohnya:

1. Ketepatan Investasi

Fungsi manajemen yang paling pokok yaitu tentang keputusan investasi. Hal tersebut dijadikan sebagai pertimbangan penting karena menyangkut aset bergerak serta pembangunan kepercayaan eksternal dengan badan usaha lainnya.

Investasi yang tidak dilandasi pengetahuan serta pengalaman baik akan memberikan dampak buruk pada keberlangsungan perusahaan, seperti keterpurukan juga kebangkrutan, Untuk menghindari efek mengerikan tersebut, seluruh karyawan harus paham tentang corp. investment.

2. Pengelolaan Dividen

Tingkat stabilitas dividen suatu perusahaan juga harus dipertimbangkan, agar tidak mengalami lack off fund atau kebangkrutan secara tiba-tiba. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara pemecahan saham, pembagian laba dalam bentuk kas kepada pemilik tertinggi serta pemberian saham beredar.

Seluruh karyawan harus memahami fungsi pengelolaan dividen agar kestabilan perusahaan bisa dinikmati dalam jangka waktu yang panjang. Ini karena, hal tersebut memerlukan kerja sama dan melibatkan cukup banyak pihak internal.

4. Kerincian Pendanaan

Ketepatan pendanaan akan mempermudah sebuah bidang usaha untuk mendapatkan biaya lebih baik. Ini karena, sebelumnya telah terkonsep bagaimana manajemen anggaran sehingga penggunaan dana dapat dilakukan dengan tepat.

Selain itu, beberapa pihak tertentu harus memiliki profesionalitas agar bisa mempelajari serta mencermati pengeluaran dana. Terutama pada periode tertentu dilakukan dalam rangka apa saja dan memberikan seberapa manfaat pada perusahaan.

Itulah contoh manajemen keuangan dengan penerapan tepat yang bisa Anda jadikan contoh serta acuan untuk memperbaiki kualitas perusahaan. Alangkah baiknya jika manajemen keuangan syariah juga diterapkan dalam perusahaan. Baik secara internal maupun ekstrenal agar badan usaha tersebut dapat berkembang baik.

Bagaimana Manajemen Keuangan Pesantren?

Manajemen Keuangan Pesantren

Manajemen Keuangan Pesantren

Mengelola manajemen keuangan pesantren tidaklah terbilang mudah. Hal ini dikarenakan banyak langkah yang harus dilakukan, mulai dari konsumsi setiap harinya, honor ustadz, listrik, kitab dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, semuanya harus terorganisir dengan baik dan matang.

Manajemen Keuangan Pesantren

Manajemen keuangan pesantren merupakan suatu proses dalam pengaturan aktivitas atau kegiatan akuntansi pada suatu lembaga yang berada di dalamnya, termasuk juga kegiatan perencanaan, pelaksanan dan perhitungan.

Di samping itu, ada juga analisis dan pengendalian terhadap kegiatan keuangan yang biasanya dilakukan oleh ketua pengurus dan bendahara serta kepala madrasah bersama pemegang kendali sistem pembiayaan di sana.

Hal tersebut juga berlaku pada sektor lembaga pendidikan formal di bawah naungan institusi pondok pesantren. Ini merupakan upaya untuk mendapatkan dana serta meminimalkan pada penggunaan dan pengalokasianya.

Dana-dana tersebut dijalankan secara efektif dan efisien dengan melakukan pengembangan usaha pesantren, keputusan untuk berinvestasi dan pengelolaan keuangan lainnya secara syar’i dan fiqih muamalah dalam Islam. Manajemen keuangan pesantren yang baik juga akan membawa kemudahan dan kemjuan untuk pesantern.

Fungsi Manajemen Keuangan Pesantren

Fungsi Manajemen Keuangan Pesantren

Fungsi manajemen keuangan pesantren yakni, untuk melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum saja.

Manajemen keuangan pesantren memiliki tiga fungsi, yaitu: (1) Investment Decision (Menetapkan pengalokasian dana), (2) Financial Decision (Memutuskan alternatif pembiayaan) dan (3) Dividend Decision (Kebijakan dalam pembagian dividen).

Investment Decision merupakan keputusan yang diambil oleh pemilik kebijakan keuangan pondok pesantren (ketua pengurus) dan lembaga (institusi) di bawah naunganya. Seperti kepala madrasah (MI/MTs/MA), PTKIS atau ketua lembaga pendidikan formal lainnya.

Ketentuan semacam itu diwujudkan dalam bentuk investasi yang dapat menghasilkan keuntungan (laba) di masa yang akan datang. Keputusan ini akan tergambar dari aktiva pesantren madrasah dan PTKIS itu sendiri.

Selain itu, juga akan mempengaruhi struktur keuangan yang dimiliki, meliputi adanya perbandingan antara current assets (Aktiva Lancer) dengan fixed assets (Aset Tetap atau Aktiva Tetap) dalam manjemen pondok pesantren.

Financial Decision adalah keputusan manajemen keuangan pemilik kebijakan pondok pesantren (ketua pengurus) dan lembaga (institusi). Keduanya berada di bawah naungan seperti kepala madrasah dalam melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antara sumber-sumber dana yang paling ekonomis.

Hal tersebut dilakukan untuk mendanai kebutuhan investasi serta kegiatan operasional pesantren/madrasah. Keputusan pendanaan akan tercermin dalam sisi pondok pesantren, aktiva madrasah dan PTKIS yang akan mempengaruhi “financial structure” maupun “capital structure”.

Dividend Decision merupakan kebijakan dalam pembagian dividen yang merupakan bagian dari keuntungan pondok pesantren atau pemberian dari lembaga pendidikan formal di bawahnya, seperti MI, MTs, MA dan PTKIS.

Keputusan dividen adalah ketetapan manajemen keuangan dalam menentukan besarnya proporsi keuntungan (laba). Ini akan dibagikan oleh lembaga formal di bawah pondok pesantren, seperti madrasah ke lembaga pemilik dan proporsi dana yang akan disimpan.

Tujuan Manajemen Keuangan Pesantren

Melalui kegiatan manajemen keuangan pesantern, kebutuhan pendanaan kegiatan pondok pesantren dapat direncanakan dan diupayakan pengadaannya. Hal tersebut dibukukan secara transparan dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program-program secara efektif dan efisien.

Ada beberapa tujuan manajemen keuangan pesantren meliputi, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan serta meminimalkan penyalahgunaan anggaran pondok pesantren. Selain itu pengeloaan manajemen keuangan pesantren yang transparan akan melatih diri dan membentuk mental kaya.

Prinsip Dasar Manajemen Keuangan Pesantren

Prinsip Dasar Manajemen Keuangan Pesantren

Pengurus pondok pesantren yang mengelola pendidikan formal harus memahami mekanisme aturan anggaran pendapatan dan pembelanjaan, sitematika pelaporan, pertanggungjawaban keuangan. Ini dilakukan baik kepada pengasuh, biro keuangan maupun badan pemeriksa keuangan. Hal ini perlu dipelajari demi manajemen keuangan pesantren yang lebih tertata dan juga terbuka.

Di samping itu, mereka harus memahami prinsip-prinsip manajemen keuangan lembaga pendidikan formal yang digambarkan dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 secara tepat sasaran.

Pada pasal 48 dalam undang-undang tersebut, menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik. Di samping itu, efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Alangkah baiknya pengelolaan manajemen keuangan pesantren dikelola menggunakan  manajemen keuangan syariah. Karena sejatinya Islam telah mengajarkan sistem pengloaan keuangan yang baik.

Problematika Manajemen Keuangan Pesantren

Manajemen pondok pesantren tidak lepas dari berbagai masalah. Di antaranya adalah, lemahnya SDM pengurus, minimnya dana operasional, penyalahgunaan keuangan, membebankan pembiayaan kepada santri, pelaporan yang penuh manipulasi dan spekulasi serta lain sebagainya.

Tidak dapat dipungkiri, sebagian besar pondok pesantren terkadang memiliki keterbatasan SDM yang mumpuni dalam manajemen keuangan mereka. Diperparah lagi dengan tidak dilaksanakannya pelatihan tentang hal semacam itu.

Hal inilah penyebab pondok pesantren kesulitan dalam membuat dan menganalisis RAPB dan merealisasikannya. Kurangnya dana operasional tidak sedikit menyebabkan terjadinya penyalahgunaan keuangan dan kebijakan secara lebih mendalam. Inilah pentingnya mengenal manajemen keuangan pesantren.

Walau tidak banyak terjadi di institusi pondok pesantren penyalahgunaan keuangan, namun biasanya sering terjadi di bagian ketua pengurus, bendahara, pimpinan usaha dan jabatan-jabatan lain yang berkuasa menentukan kebijakan dan atau pemegang langsung uang (dana).

Mereka memiliki keleluasaan dalam mengendalikan uang. Kebijakan yang di keluarkan kadang-kadang tidak sesuai dengan kerangka dalam Rencana Anggaran Belanja Pondok Pesantren.

Sayangnya, penyalahgunaan keuangan di pondok pesantren seringkali dibiarkan oleh pengasuhnya. Dibiarkan maksudnya, tidak sampai dibawa ke pengadilan atau dipolisikan tetapi sebatas dipulangkan dan tidak ada tuntutan untuk mengembalikan.

Manajemen keuangan pesantren terkadang tersandung dengan pungutan dana illegal dan usaha-usaha lain yang menghasilkan dana dilakukan tanpa sepengetahuan pengasuh, seringkali terjadi dan dilakukan oleh oknum pengurus dan pengelola pondok pesantren. Hal ini banyak disebabkan oleh perputaran keuangan di pondok pesantren cendrung tertutup.

Pelaporan keuangan yang akuntabel dan transparan juga terabaikan. Oleh karena itu, bagi pengasuh pondok pesantren harus memahami terjadinya potensi penyalahgunaan keuangan dan mendirikan badan independen audit internal untuk mengawasinya.

Demikianlah ulasan mengenai manajemen keuangan pesantren. Semoga dapat diambil sisi baik dan dibuang aspek buruknya demi kemaslahatan umat, agar lebih tentram dalam hal pendidikan Islam saat ini.

Manajemen Keuangan Syariah: Sistem, Ciri dan Prinsip

Keuangan Syariah

Keuangan Syariah

Manajemen keuangan syariah menjadi salah satu jalan untuk proses pengelolaan keuangan yang berdasarkan pada syariat Islam. Sehingga, tujuannya jelas dan manfaatnya bisa dirasakan untuk kemaslahatan umat baik di dunia maupun di akhirat.

Sistem dalam Manajemen Keuangan Syariah

Sistem manajemen keuangan syariah merupakan suatu langkah yang digunakan untuk mengelola keuangan dengan menggunakan metode Islami atau syariah sebagai acuannya. Di sisi lain, juga menggunakan dasar hukum ajaran agama Islam sebagai pedoman.

Prinsip dasar syariah yang digunakan pada sistem keuangan ini berasal dari aturan dan ketetapan dalam Al-Quran serta sunnah Rosul dan landasan hadits. Jika dalam perumusan tersebut dilarang, maka dalam prosesnya juga tidak boleh dilakukan.

Oleh sebab itu, segala aktifitas keuangan pada sistem ini harus sesuai dengan prinsip syariah sebagaimana sudah diatur melalui Al-Quran dan sunnah. Termasuk juga melarang adanya jual beli barang haram ataupun adanya riba yang bisa merugikan salah satu pihak.

Ciri Manajemen Keuangan Syariah

Dalam manajemen keuangan Islam, beban biaya yang disepakati pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal yang besarnya dapat ditawar secara wajar. Selain itu, di dalam kontrak pembiayaan, penetapan perhitungan didasarkan pada keuntungan pasti (tidak bisa dirubah).

Bank Syariah menjadi salah satu perantara pengelola keuangan menggunakan sistem berdasarkan atas modal untuk jenis kontrak Al mudharabah (merupakan kerja sama) dan juga Al musyarakah, untuk kontrak usaha dengan cara membagi hasil yang bergantung pada besarnya keuntungan.

Sedangkan untuk penetapan keuntungan bayar dimuka, ditetapkan pada kontrak jual beli. Sehingga, kemungkinan rugi dari sangat sedikit. Bank Syariah juga tidak menerapkan jual beli atau sewa-menyewa uang dari mata uang yang sama.

Dari segi fungsi, lembaga keuangan ini memiliki amanah, artinya berkewajiban untuk menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan keuangan yang telah dititipkan. Di sisi lain, harus siap jika sewaktu-waktu apabila dana ditarik dapat mengembalikannya sesuai dengan perjanjian

Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Syariah

Praktik manajemen keuangan syariah ini sekarang banyak dipilih masyarakat karena dinilai lebih aman dan juga sesuai dengan syariat Islam. Dalam proses pengelolaannya, tidak ada pihak lain yang dirugikan. Untuk menjalankan kegiatan ini, ada beberapa prinsip, di antaranya:

1. Kegiatan Pengelolaan Keuangan Harus Sesuai Syariah

Prinsip pertama dalam manajemen syariah yaitu, seluruh proses dan sistemnya harus berdasarkan pada kegiatan yang diperbolehkan oleh syariat Islam. Dengan demikian, mengelola keuangan untuk usaha seperti minuman keras, judi, peternakan babi yang jelas haram juga tidak boleh dilakukan. Keuangan dikelola secara syariah menjadikan rezeki yang halal dan berkah, sehingga memberikan ketenteraman ketika mendapatkannya.

2. Tanpa Riba

Dalam Al-Quran, riba didefinisikan sebagai suatu kelebihan atas penjualan ataupun pinjaman. Kegiatan ini, telah dilarang dengan jelas tanpa adanya perbedaan pendapat di antara para ahli fiqih. Di sisi lain, juga merupakan pelanggaran atas sistem keadilan sosial, persamaan dan hak atas barang.

3. Pembagian Risiko Untung Rugi Sesuai dengan Sistem Syariat Islam

Pembagian risiko seperti ini merupakan salah satu cara untuk menghindarkan diri dari pelanggaran riba yang menetapkan hasil bagi pemberi modal di muka. Melalui pembagian risiko yang benar, maka bagi hasil bisa dilakukan di belakang dan tergantung dari perolehan untung. Jadi tidak ada pihak yag dirugikan. Ketika sistem ini dapat diterapkan secara menyeluruh, maka akan membawa kesejahteraan dan membentuk mental kaya. karena menggunakan keadilan diantara kedua belah pihak.

4. Perilaku Spekulatif Dilarang

Islam telah melarang praktik keuangan bersifat spekulatif. Hal ini sama dengan pelarangan untuk transaksi yang memilliki tingkat ketidak pastian tinggi, contohnya seperti judi. Seperti banyak diketahui, ini dapat menghasilkan suatu keuntungan dengan mengorbankan kerugian di pihak lain.

5. Hanya Kontrak yang Disetujui oleh Syariah Dapat Diterima

Karena Islam menilai perjanjian sebagai suatu bernilai tinggi, sehingga seluruh kewajiban dan pengungkapan terkait dengan kontrak harus dilakukan dengan jelas. Hal ini juga akan mengurangi risiko dan informasi yang asimetri dan menghindarkan timbulnya jebakan moral.

6. Ibadah

Sistem keuangan yang dilandasi syariat merupakan bagian dari konsep ekonomi Islam. Adapun salah satu tujuannya yakni, memberlakukan sistem nilai dan etika Islam kedalam lingkungan.

Kegiatan ini, dilandasi oleh iman dan ibadah. Sehingga, transaksi ekonomi yang dilakukan akan bernilai berkah di hadapan Allah SWT.

Cangkupan dalam Manajemen Keuangan Syariah

Manajemen keuangan syariah menjadi salah satu langkah tepat yang bisa diambil dalam menjalankan pengelolaan keuangan. Aturan-aturan dalam pengelolaan tersebut juga sudah tertuang dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Selain itu, ruang lingkupnya juga sangatlah luas, di antaranya seperti:

1. Lembaga Keuangan Bank

Lembaga keuangan bank merupakan wadah yang memberikan jasa pengelolaan keuangan dengan lengkap. Di samping itu, secara operasional dibina dan diawasi oleh bank Indonesia sebagai Bank Central.

Sedangkan untuk pembinaan dan pengawasan dari segi pemenuhan prinsip-prinsip syariah, dilakukan oleh dewan nasional MUI. Lembaga keuangan bank ini terdiri dari, Bank Umum Syariah dan juga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

2. Lembaga Keuangan Non-Bank

Lembaga keuangan non-bank memiliki jenis yang lebih banyak dari lembaga keuangan bank. Pembinaan dan pengawasan dari sisi pemenuhan prinsip-prinsip syariah juga sama yaitu dilakukan oleh dewan nasional MUI.

Lembaga keuangan syariah non-bank ini banyak sekali contohnya, seperti Pasar Modal, Pasar Uang, Perusahaan Asuransi, Dana Pensiun, Perusahaan Modal Venture dan Lembaga Pembiayaan (bisa mencangkup leasing, factoring, consumer finance, pegadaian dan lainnya).

Agar sistem manajemen keuangan syariah mudah dikontrol meskipun dalam jumlah yang besar, ada baiknya sebagai masyarakat luas mulai belajar mengetahui beberapa prinsip dan juga sistem keuangannya. Sehingga pengelolaan keuangan kedepannya bisa lebih mendominasi.

Mengenal Kegiatan dalam Manajemen keuangan syariah dan Karakteristiknya

Manajemen keuangan syariah

Manajemen keuangan syariah

Manajemen keuangan syariah merupakan suatu pengelolaan keuangan untuk memperoleh hasil optimal, berdasar pada aturan yang tertuang di dalam Al-Quran dan Hadits. Langkah itu diambil dalam menjalankan manajemen dan juga harus berdasarkan ketetapan Allah SWT.

Perbedaan Manajemen Keuangan Syariah dan Konvensional

Mungkin sebagian orang telah mengetahui bahwa pada dasarnya konsep ekonomi dan manajemen selalu membicarakan pada perolehan hasil sebesar-besarnya dengan kerja seminim-minimnya. Prinsip konvensional seperti ini sangat berkembang pesat di kalangan masyarakat.

Islam sebenarnya bukan tidak mau menggunakan prinsip konvensional, namun konsep syariah ini lebih menekan dan menambahkan rambu agar tidak hanya bertujuan untuk memperoleh hasil di dunia saja, melainkan dibarengi dengan hasil di akhirat.

Namun tetap saja, manajemen keuangan syariah tidak bisa disamakan dengan konvensional. Karena dalam prosesnya, managemen keuangan syariah menggunakan hati, sedangkan konvensional mendasarkan pada kerasionalan akal pikiran.

Keistimewaan Managemen Keuangan Syariah

Ada beberapa sisi yang membuat manajemen keuangan syariah terlihat istimewa jika dibandingkan yang lainnya. Pertama dengan adanya penerapan sistem bagi hasil, artinya tidak membebani biaya di luar kemampuan nasabah dan akan terjamin adanya keterbukaan.

Selain itu, di dalam lembaga keuangan syariah juga tersedia fasilitas kredit kebaikan atau Al-Qardhul Hasan yang akan diberikan secara cuma-cuma. Pada konsepnya, manajemen ini berorentasi pada kebersamaan untuk mendorong investasi dan menghambat simpanan yang tidak produktif.

Terlebih, dengan adanya keterikatan secara religi dari pihak yang terlibat, akan membuat semua pihak berusaha sebaik-baiknya untuk tetap sejalan dengan ajaran agama. Sehingga, berapa pun hasil yang diperoleh diyakini akan dapat rezeki yang barokah.

Dalam sistem syariah ini, juga ada fasilitas pembiayaan atau Al-mudharabah dan Al-musyarakah yang tidak membebani nasabah. Selain itu, penerapan sistem bagi hasil dan ditiadakannya bunga (riba) menjadikan pengelolaan keuangan syariah lebih mumpuni dari pengaruh sistem lainnya.

Kegiatan dalam Manajemen Keuangan Syariah

Manajemen keuangan syariah sangat berpengaruh bagi masyarakat karena dinilai lebih aman dan nyaman dalam semua prosesnya. Selain itu, kegiatan di dalamnya juga cenderung lebih jelas dan sejalur dengan ajaran agama Islam. Di antaranya yaitu:

1. Proses Perolehan Dana

Dalam konsep dasar manajemen keuangan syariah, kegiatan perolehan dana harus mempertimbangkan cara-cara berdasarkan syariah seperti mudharabah, musyarokah, murabahah, salam, istishna dan ijarah.

Adapun sumber dana yang bertentangan dengan syariah tidak diperkenankan seperti hasil dari riba, judi, dan gharar. Selain itu, dalam kegiatan perolehan dananya juga tidak boleh ada penipuan, monopoli ataupun hasil dari suapan.

2. Kegiatan Investasi

Kegiatan dalam manajemen keuangan syariah kedua berkaitan dengan investasi. Jika Anda ingin menginvestasikan uang, kenali dulu bahwa fungsinya sebagai alat tukar bukan sebagai barang dagangan atau komoditi yang bisa diperjual-belikan.

Investasi bisa dilakukan melalui lembaga keuangan seperti melalui bank syariah ataupun dilakukan secara langsung. Menurut Islam, investasi ini mengharuskan pemodal dan penerima modal untuk menerapkan prinsip bagi hasil dan juga bagi rugi. Manajemen keuangan syariah jka dikelola dengan baik mampu menumbuhkan mental kaya karena dengan sistem bagi hasil dan tidak hanya menutut keuntungan duniawi.

3. Penggunaan Dana

Dalam manajemen keuangan syariah, penggunaan dana diperuntukkan untuk hal-hal yang diperbolehkan berdasarkan syariat Islam, seperti infaq dan sedekah serta lainnya. Sehingga, uang tersebut bukan untuk membeli kebutuhan bersifat konsumtif ataupun kemewahan lainnya.

Kegiatan penggunaan dana ini juga haruslah jelas serta dianjurkan menggunakannya untuk tujuan tertentu, seperti memenuhi kebutuhan hidup, membantu sesama, waqaf dan hal lain untuk kesejahteraan bersama. Sehingga hasilnya bisa bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Karakteristik Manajemen Keuangan Syariah

Ada beberapa karakteristik utama yang menjadi prinsip sistem perbankan syariah dan menjadi landasan pertimbangan bagi calon nasabah. Ini dilakukan sebelum memasrahkan pengelolaan keuangan mereka, di antaranya:

1. Universal

Manajemen keuangan syariah yaitu universal. Secara umum artinya adalah menyeluruh. Oleh karena itu, dalam konteks ini manajemen keuangan syariah memandang bahwa Bank Syariah berlaku untuk setiap orang, tanpa memandang perbedaan kemampuan ekonomi ataupun perbedaan agama.

2. Adil

Manajemen keuangan syariah adalah adil. Pengertian adil dalam hal ini memiliki makna, memberikan sesuatu hanya kepada mereka yang berhak menerima serta memperlakukan sesuatu sesuai dengan posisinya. Di sisi lain, melarang adanya unsur maysir atau unsur spekulasi untung-untungan, gharar atau ketidak jelasan, transaksi haram serta adanya riba.

3. Transparan

Manajemen keuangan syariah berdasar pada sistem yang transparan. Dalam kegiatan pengelolaan keuangannya, sistem syariah sangat terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat. Sehingga, semua proses yang terjadi sangat jelas dan akan menumbuhkan rasa percaya di antara masyarakat ataupun nasabahnya.

4. Seimbang

Mengembangkan sektor keuangan melalui aktivitas berdasarkan syariah Islam yang mencangkup pengembangan dari berbagai sektor, baik sektor riil ataupun Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tanpa menganggap keduanya berbeda.

5. Maslahat

Maslahat di sini memiliki arti, dapat memberikan manfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh pihak yang terlibat. Sehingga, hasil dari pengelolaan keuangan ini bisa didapatkan lebih optimal dan juga menjadi bekal baik di dunia maupun di akhirat. Manajemen keuangan syariah sangat diperlukan untuk maslahat umat.

6. Variatif

Maksud dari variatif di sini yakni, produk dari manajemen keuangan syariah sangatlah bermacam-macam. Di antaranya, seperti tabungan haji, tabungan umroh, tabungan umum, pembiayaan berbasis bagi hasil, deposito, jual beli dan sewa, jasa transfer dan juga jasa pembayaran lainnya.

Pada dasarnya, Islam melarang riba. Di sisi lain, konsep pengambilan ini terus saja terjadi, sementara hanya satu pihak yang merasa diuntungkan. Oleh sebab itu, manajemen keuangan syariah hadir dengan pembagian untung rugi secara adil.